Tangan Bercerita
Blog ini hanya wadah bagi yang membuat untuk menyalurkan hobi
Jumat, 07 Desember 2018
Rabu, 31 Oktober 2018
Pemuda
Suatu peradaban di tentukan oleh Pemudanya. Jika peradaban ingin maju maka bangunkan Pemudanya tapi jika peradaban ingin hancur maka cukup hancurkan Pemudanya, karena pemuda memiliki perenan penting dalam pergerakan di lingkungannya. Presiden pertama kita Ir. Soekarno pernah berseru "Beri aku sepuluh pemuda niscaya akan ku goncang dunia".
Bangsa Indonesia bisa berdaulat dan kita bisa menikmati kemerdekaan hingga hari ini karena estafet perjuangan para Pemuda. Dulu para pemuda berada di garuda terdepan dalam berjuang melawan penjajahan, tak getar saat di serang dengan peluru meski mereka hanya bersenjata tombak dan pekikan "Allahu Akbar" untuk membakar semangat juang di jiwa mereka. Saat masa penjajahan, pemuda adalah golongan yang di takut penjajah karena kala itu mereka rela bertumpah darah dari pada di perdaya penjajah dan mereka menjadi tokoh pergerakan masa untuk menyadarkan pribumi akan kedzaliman penjajah serta menumbuhkan rasa kesadaran berbangsa.
Lalu, apa kabar pemuda indonesia hari ini? Sedangkan perjuangan masih harus terus di lanjutkan walaupun penjajahan bukan lagi bentuk fisik lagi namun penjajahan bentuk baru:
- Penjajahan pemikiran, para pemuda kita di serang dengan berbagai is me, paham - paham yang makin menjauhkan pemuda pada Tuhannya, menjauhkan pada fungsi dirinya dan menjauhkan pada jati dirinya.
- Penjajahan karakter, para pemuda kira di cekokin tontonan, bacaan dan lagu kurang berkualitas dalam akhlak sehingga memengaruhi alam bawah sadar mereka kemudian ditiru. Mereka banyak bermentar lemah dan berkarakter kurang baik, mereka lebih banyak galau karena urusan asmara sepele bukan karena kebermanfaatan diri.
- Penjajahan moral para pemuda kita dijebak oleh pihak yang egois, dengan tipu daya oleh narkotika, khamr, perjudian cara baru dan tawuran antar geng yang meresahkan. Sehingga menjadi degradasi moral. Sampai hari ini berita lebih sering mengabarkan tindakan kriminal yang banyak dilakukan oleh kalangan pemuda.
- Penjajahan kesenangan, pemuda kita dilenakan dengan berbagai hiburan yang melalaikan, permainan yang membuang waktu, berfoya - foya atau hedonis dan aktivitas yang kurang bermanfaat ketimbang mengembangkan diri mereka.
Padahal Allah sudah menitipkan potensi hebat kepada kita yang kelak akang di mintai pertanggung jawaban. Masa muda adalah perkara yang akan di pertanyakan.
"Tidak akan bergeser kaki anak Adam (manusia) pada hari kiamat nanti di hadapan Rabbnya sampai di tanya tentang lima perkara: umurnya untuk apa di habiskan, masa mudanya untuk apa di habiskan, hartanya dari mana dia dapatkan dan di belanjakan
untuk apa harta tersebut, dan sudahkah beramal terhadap ilmu yang telah ia ketahui, " (Hr. At Tirmidzi).
Kita hidup di zaman yang serba mudah namun tantangannya tidaklah mudah, menuntut kita serba v bisa meskipun diri kita sedang dilemahkan dari berbagai sisi oleh lawan yang tak suka. Tapi tenang kita tak sendirian asal mau bergandengan tangan untuk mempererat persatuan, kita bisa menghadapi berbagai ujian yang menghadang dengan sama - sama saling memperbaiki kualitas diri dan iman, saling mengingatkan pada kebenaran dan saling menyemangati, ingat kata "semangat" mampu merobohkan benteng penjajahan menuju gerbang kemerdekaan.
Siapa yang mampu menguatkan dan melindungi kita? Ada Allah yang maha perkasa lagi maha pengasih. Jangan sampai kita berhenti berdo'a dan berharap kepada-Nya. Hanya jika menyerahlah maka kira akan berakhir. Harus tetap bertahan dan bangkit lagi bila terjatuh. Jika mereka masih tertidur, kita sudah bangun. Juka mereka masih duduk, kita sudah berjalan. Jika mereka masih berjalan, kita sudah berlari.
Kisah heroik dari Turki Utsman bernama sultan Muhammad yang berhasil menaklukkan konstantinopel. Ibukota bizantium ( Romawi Timur) di usia muda yaitu umur 21 tahun, kemudian di beri gelar Al- Fatih yang berarti pemenang. Muhammad Al - Fatih menjadi pemimpin yang hebat dan memiliki pasukan yang hebat pula, karena dekat dengan Rabbnya maka Allah dekatkan juga pertolongan--Nya.
Bagaimana dengan kita? Sambil terus belajar dan berusaha, mari diiringi dengan kualitas ibadah yang baik, amal yang bernanfaat dan ilmu yang terus dicari. Mumpung kita masih muda, masa di mana fisik masih kuat, kesempatan yang banyak, semangat yang menggelar dan langkah yang luas.....
By : Via Nurhasanah
Selasa, 07 Agustus 2018
Sikecil Adi
Sikecil Adi
Hari selasa pagi pukul 06.00. Aku Siap - siap untuk berangkat sekolah, tapi aku mulai cemas dan khawatir pekerjaan rumah belum di selesaikan. Lupa kemarin malam nonton Naruto di rumah tetangga. "Bagaimana ini?" mulai kebingungan dan cemas, aku sempat berpikir untuk bolos sekolah saja, tapi bagaimana bolos sebelumnya belum pernah sama sekali tidak bolos, takut ketahuan sama mbah.
Mbah orangnya kecil dan tidak terlalu tinggi, terbilang galak dan mempunyai wibawa yang tinggi, sampai Kepala Desa di tempatku takut menghadapinya. Terdengar suara langkah kaki dan batu kecil yang mereka tendang dari jalan.
"Pasti itu temanku. Sebentar lagi memanggil." Sambil merapihkan baju
"Adi Adi Adiiiiiiiii!" Seru teman - temanku
"Yah bentar tunggu."
Dalam hati berkata "Benar dugaanku, gi mana nih!"
Aku keluar dari kamar tertunduk lesu tanpa harapan bakalan naik kelas tahun ini, wajah keringat dingin begitupun dengan tangan seperti sedang sakit. Mulai menghampiri Mbah, berjalan perlahan sedikit demi sedikit aku melirik untuk melihat wajah garangnya. Mbah menatapku dengan tatapan Elangnya, sempat aku berhenti dan menghela napas. Agar tidak terlalu gugup. Aku mencium lengan lebar yang kekar itu sambil bergetar, tanpa melihat wajahnya karena ketakutan.
"Kamu kenapa Di!" Tanya Mbah
"Ga........papa, Mbah" Sambil terbata - bata.
"Kamu sakit?"
"Ga, Mbah. Aku berangkat ke sekolah dulu."
"Hati - hati di jalan."
Keluar dari rumah, teman sudah menunggu. Kami berjalan jumlahnya lima orang, di dalam perjalanan jantung berdetak kencang Dag....Dig....Dug, kaki bergetar, tangan berkeringat dingin, dan wajah pucat lemas. Tidak ada harapan lagi untuk berangkat sekolah. Apalagi teman membicarakan tentang pekerjaan rumah, aku hanya tertunduk lemas di setiap perjalanan tanpa ada satu kata terucap.
****
Sampai di sekolah waktu menunjukan pukul 07.00 bel pun berbunyi, "Akhirnya! masuk kelas." Aku buru - buru duduk ditempat biasa dengan mengatur nafas, dan menyiapkan buku dan alat tulis, mencoba untuk mengerjakan PR sebisa mungkin dari soal satu sampai sepuluh, masih tidak bisa. Mencoba memperhatikan sekeliling tengok kanan dan kiri, belakang dan depan, semua temanku tampak tenang, berbeda denganku yang panik.
Bu Guru Marni datang beliau guru yang paling galak tapi lebih tepatnya tegas di sekolah, apalagi Bu Marni wali kelas di tempatku belajar, badannya yang tegak membuat siapapun yang menghadapinya takut. Beliau duduk, sontak aku tambah gugup melihatnya, berbanding terbalik denganku yang hanya wakil ketua kelas yang lupa mengerjakan PR Matamatika. Apa pikiran temanku menjadikanku wakil ketua kelas, apa lagi aku paling bodoh di pelajaran matamatika.
Berbeda dengan pelajaran mengambar, aku bisa mengekspresikan diri yang sebenernya bebas tanpa tekanan, gambarku tidak pernah mengecewakan. Aku memimpin doa kelas lima, sampai selesai. Bu Guru membuka buku absen dan memanggil satu persatu murid.
"Ali!" Ucap Bu Guru dengan nada tinggi.
"Hadirrr" Ucap Ali.
Sampai absen yang kelima.
"Adi Adi Adiiiiii!!!" Sambil meninggikan suaranya.
Waktu itu bengong dan memikirkan PR yang belum di kerjakan, sampai tidak tau kalau namaku di panggil.
"Adi, Bu guru manggil kamu tuh!" Sambil Ali mencolek dari belakang.
"Ha......dirrr, Bu! ma'af tadi bengong" Ucapku, sambil mengangkat tangan yang dingin karena ketakutan.
Setelah selesai absenya, bu guru langsung membicarakan.
"PR Matamatika sudah selesai anak - anak?"
"Sudah selesai, Bu!" Ucap temanku.
"Ayo kerjakan di depan papan tulis, Ibu akan absen satu - persatu dalam mengerjakan"
"Siap, Bu!" jawab teman - teman.
"Damm!!!!" dalam hatiku berkata
"Gi mana nih! apa, aku alasan saja. ke kamar mandi" Sambil mengusap keringat dingin di kening.
"Giliran, Adi maju kedepan" ucap Bu Marni sambil menatapku.
"III......Iya, Bu!" Dengan nada lirih aku tertunduk.
Aku kedepan dengan membawa buku, yang hanya tulisan soal kemarin yang aku catat. Mengambil kapur dengan tangan yang basah, sambil sesekali aku mengusap keringat dingin di kening. Mulai menulis soal kembali agar lama mengerjakannya, lima menit kemudian, sepuluh menit dan seterusnya. Temanku, sudah selesai mengerjakan soal dan hanya aku yang tersisa di depan papan tulis, sambil memegang kapur dan buku. Bu Guru menghampiriku dari jauh, dan tepat di sampingku, sambil tatapan tajam melihatku dari balik kacamata nya.
"Ada apa, Dii?"
"Hmmm, a...a...ak......aku belum mengerjakan PR Bu" bisiku lirih sambil bergetar bibir.
"Apaa...!!!! kamu belum mengerjakan PR" dengan nada kerasannya, sontak aku kaget dan semua kelas jadi tau.
"Hukum, Adi aja Bu!" ucap temen - temanku.
Ibu Guru langsung menyetujuinya, aku di hukum di depan kelas dengan tatapan sinis dan tawa mereka. Aku pun tertuduk malu, marah, kesal, semuanya bercampur.
"Dasar, Bodoh!!!" Ucap teman di ujung kelas.
"Bodoh! Bodoh! Bodoh!" teman sekelas bersorak seperti menonton bola.
Aku menutup kedua telinga dengan tanganku yang dingin, Bu Guru menenangkan teman - teman, dan membimbingku keluar dari kelas dengan tangannya yang merangkul tubuhku. Sampai di luar kelas dekat pintu aku bertanya.
"Bu, emangnya salah yah aku bodoh di Matamatika."
"Tidak salah, cuman kamu lupa mengerjakan PR." Sambil memeluk.
"Ibu, ke dalam dulu yah!" dan melepaskan pelukanya.
"Ya, Bu!"
Tidak sengaja aku mendengar suara lirih Bu Guru, sambil memasuki kelas.
"Dasar bodoh! kenapa aku bisa jadi guru dan wali kelasnya." Ucap Bu Guru.
Aku kaget dengan perkataannya. Dadaku sesak, ada rasa nyeri di sana yang harus aku simpan jauh-jauh, tapi mataku langsung merah. Mata kiri meneteskan air mata, aku usap mataku dengan tangan, mata kanan ikut meneteskan air mata tanpa henti dan menangis sejadi - jadinya.
"Owa....oowaaa waa."
Tangisanku membuat perhatian guru - guru lain yang ada di lapangan melihatku dengan tatapan aneh. Ada satu guru yang menghampiriku dan langsung memeluku dengan erat. Aku tambah nangis sekecang - kencangnya. Beliau menenangkanku dengan senyumannya yang membuatku berhenti menangis.
"Kenapa? Di"
"A...a..ku, belum mengerjakan PR, Pak guru."
"Ya, sudah lain kali di kerjakan, yah!"
"Ya, pak!"
Aku berhenti menangis dan pak guru pergi meninggalkanku yang berdiri di depan kelas sambil menghapus air mata.
Bersambung...
Revisi
Mohon kritikanya
#Pekerjaan_Rumah
#Guru
link fb : https://www.facebook.com/groups/KomunitasBisaMenulis/permalink/1964823526912862/
Kamis, 02 Agustus 2018
Indonesia
Banyak yang mengira indonesia ini tanah yang subur dan negara yang makmur karena melihat banyak sumber daya alam, lautaan yang begitu luas, pulau2 yang begitu banyak , dan tempat wisata yang tidak terhitung di indonesia. Tapi mengapa indonesia sekarang tak sesubur apa yang diharapkan, Pertanyaan nya sudah berapa tahun indonesia merdeka? 73 tahun indonesia merdeka tapi nyata nya umur segini masih muda untuk negara.
Hanya berharap indonesia bisa jadi negara maju di kemudian hari. Ini harapan saya apa harapan kalian?
Manusia Berbeda-beda
Sebagai anak Indonesia kita harus bersyukur , kita dilahirkan di negeri yang banyak mempunyai orang-orang yang baik , sabar , suka menolong dll. Tapi apa semua nya sepeti itu? tentu tidak Manusia Berbeda-beda , ada yang baik ada yang buruk ada Hitam dan Putih, dan tiap orang punya caranya masing-masing dalam menjalani hidup, ada yang Mengikuti arus perjalan dalam hidup , ada yang mau merubah nasib. Saya sih ingin merubah nasib dengan cara menulis dulu ya walaupun Masih amatir , tidak bisa disandingkan dengan Raditya dika yang tulisanya sudah di baca bahkan sudah jadi novel yang lebih bagus nya lagi jadi Film.
Apa mungkin tulisan saya bisa di baca oleh ribuan orang seperti Bang Raditya dika?
Apa mungkin tulisan saya bisa di baca oleh ribuan orang seperti Bang Raditya dika?
Budaya Selfi di Jaman Smart Phone
Sudah tidak asing lagi kita dengan selfi, selfi menurut saya adalah berfoto dengan menggunakan tanggan mereka sendiri maupun dengan tongsis (tongkat eksis), begitu pula dengan teman sendiri yang selfi dengan kita. Bukan meminta teman atau orang untuk foto dirinya sendiri, atau bisa juga mengatur kamera HP dan kamera LSR untuk foto dengan durasi tertentu dan dengan berapa kali bidikan kamera.
Saking banyaknya orang punya smartphone maka akan banyak pula orang selfi, bukan hanya orang dewasa, abg, dan anak kecil. Bagaikan mata Pisau bermata dua. Yah! tidak heran saking seringnya berfoto selfi mereka ketagihan mereka sampai berlomba-lomba untuk selfi dan berkunjung ke daerah - daerah tertentu yang menurut mereka layak di jadikan selfi.
Saya sediri suka foto apalagi yang ada kaitan nya dengan fotografi saya senang melihat pemandangan di sekitar kita, seperti bersyukur atas karunia Allah swt yang sudah di berikan kepada kita. Kalian sering lihat tidak ada pemandangan yang sangat indah tapi sayang untuk di lewatkan apalagi dengan kemajuan teknologi hanya dengan 1 Smarth Phone kalian bisa 1 kali jepret dan tidak usah repot - repot bawa Kamera DLSR. Enak nya jaman sekarang apapun bisa di abadikan dengan smatphone dan bisa di
Saya sediri suka foto apalagi yang ada kaitan nya dengan fotografi saya senang melihat pemandangan di sekitar kita, seperti bersyukur atas karunia Allah swt yang sudah di berikan kepada kita. Kalian sering lihat tidak ada pemandangan yang sangat indah tapi sayang untuk di lewatkan apalagi dengan kemajuan teknologi hanya dengan 1 Smarth Phone kalian bisa 1 kali jepret dan tidak usah repot - repot bawa Kamera DLSR. Enak nya jaman sekarang apapun bisa di abadikan dengan smatphone dan bisa di
Langganan:
Postingan (Atom)